Jumat, 22 Oktober 2010

Celoteh Sang Cicak, Refleksi 1 Tahun SBY-Boediono

Robohkan sekarang, tembok kekuasaan dan kecongkakan.



hei susilo,mana janji manismu dulu??

sudahkah menjadi pengotor lantai karena ludahmu atau bahkan menjadi pelicin bibir manismu?

muak aku dengan curahan hatimu yang penuh kencengengan.

lihat disana, di yahukimo, generasi penerus bangsa harus berbagi pengganjal perut dengan lalat.

apa kau peduli??

TIDAK BUNG!!

sayup-sayup gerutu sang cicak terdengar di atas spanduk bertuliskan LANJUTKAN!!



halo boediono,kerjamu apa bung?

hanya tersenyum dan berlari sembunyi di ketiak bau susilo?

BIADAB!!

kami tak tuli mendengar keluhan masyarakat, mata hati kami tak bisa kau bohongi.

begitu celoteh sang cicak di atas poster wapres yang telah diinjak-injak pedagang pasar pringgoboyo.



ekonomi carut marut,pangan?? pendidikan?? kesehatan??.

woi menteri yang sok hebat,mana buktinya?

sedikit kerja banyak keluhnya.

BANGSAT!!!

pulang sana dengan berkalung sepatu lusuh itu.

tulikah?

butakah?

atau berlagak bisu?

mendengar jeritan dari kolong jmbatan.

melihat tubuh renta gelandangan.

mengagetkan karena hanya celoteh sang cicak di renda-renda penjara,



Wakil rakyat?

Persetan!!

Bangsat!!

apakah otak kalian dipantat?

aspirasi kami bukan salam radio,bukan pula musik pengiring perkawinan.

tapi kami peduli.

terlontar celoteh sang cicak dijadikan penghias palu sidang.



Sby,20102010

AKU (sebuah inspirasi dari khairil anwar)

Aku..

Aku menatap langkah berjenjang.

di depan.

bukan karena kamu, dia atau mereka.

tapi karena peluru mendesir memburu kemauan.

tak peduli raga ini terlepas.

jiwa terhempas.

dan mimpi mimpipun harus kandas.

tapi bagiku, mauku, bercinta dengan kesuksesan.

bergumul dengan ketidakgagalan.

hingga nanti orang mampu mengenangku.

sebagai proyektil yang mampu menembus dunia hitam.

sebagai satelit pengangkasa pemberi kabar.

karena aku ada berkat Tuhanku.

karena aku ada untuk negaraku, bangsaku dan agama di hatiku.



Surabaya, 21 oktober 2010